Semarang │Unimus (29/01/2018) Bersama membangun gizi menuju bangsa sehat dan berprestasi masih menjadi fokus tema peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) ke-58 tahun 2018 yang diperingati setiap tanggal 25 Januari. Dasar pemilihan tema tersebut adalah tingginya angka gizi buruk masyarakat Indonesia. Salah satu indikator gizi buruk masyarakat indonesia dapat dilihat dari tingginya angka kekurangan gizi anak-anak Indonesia berdasarkan ambang batas yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia (WHO).
Bersinergi dalam membangun gizi bangsa dalam memperingati hari gizi ke-58, program gizi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) bekerjasama dengan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Provinsi Jawa Tengah mengadakan serangkaian kegiatan yang dimulai dari tanggal 25 Januari 2018. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi edukasi dan pekan konseling gizi, pemasangan spanduk, pembagian stiker. Puncak kegiatan peringatan HGN ke-58 adalah diadakannya jalan sehat di Simpang lima, Semarang. Dikemukakan oleh Yuliana Nur Setiawati Ulvie, S.Gz., M.Sc Ketua panitia kegiatan bahwa topik yang diangkat dalam pekan konseling adalah “Cegah Stunting dengan Konseling Gizi dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat”. “Saat ini perkembangan masalah gizi (stunting, gizi kurang dan gizi lebih) belum menggembirakan. Prevalensi kekurangan gizik hususnya stunting dan kekurangan gizi mikro lainnya masih tinggi sementara gizi lebih telah mulai meningkat. Faktor kekurangan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan, pengetahuan, pola asuh dan ekonomi merupakan faktor utama penyebab stunting dan masalah gizi lainnya” ungkapnya.
“Pelaksanaan konseling gizi dilakukan dengan memberikan pelayanan edukasi dan konseling gizi kepada ibu hamil dan ibu dengan anak usia 0 -24 bulan terutama yang mengalami masalah gizi serta masyarakat yang mengalami masalah gizi lain di Kota Semarang” tandas ketua panitia yang juga menjadi sekretaris program studi S1 Gizi Unimus. Sasaran konseling gizi adalah anak yang diidentifikasi pendek atau kurus berdasarkan data pemantauan status gizi oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang; Ibu hamil dan ibu yang mempunyai anak 0-24 bulan, data diambil dari posyandu; Pekerja wanita di daerah industri sekitar lokasi konseling; Masyarakat yang mengalami masalah gizi lain. Kegiatan melibatkan dosen dan mahasiswa prodi gizi Unimus.
Reportase Humas dan Protokoler